Wednesday, March 28, 2007

ANYER

untuk seseorang yang pernah menggores kenangan tak terlupakan...

Kita ada disana. Duduk bersisian di bawah terik mentari Anyer di bulan Oktober. Melemparkan pandangan ke laut lepas, ketika ombak menjilati bibir pantai. Menyaksikan tawa mereka yang bercanda di air, atau membangun istana pasir.

Tak ada sepatah pun kata terucap dari bibir. Hanya batin yang sibuk bicara, harus apa? Siapa yang harus memulai, siapa pula yang harus mengakhiri?

Kita juga ada disana. Ketika nyala api unggun mulai redup. Ketika langit hitam merata terbentang di atas kepala. Ketika tak setitik pun bintang menyapa. Ketika debur ombak yang menhantam batu karang terdengar amat menyeramkan. Ketika angin malam membelai kulitku hingga merinding aku dibuatnya.

Kau ada di sisiku, tetapi juga dinding itu. Dinding yang hanya bisa terlihat oleh mataku. Membentengi tubuhmu, hatimu,jiwamu. Yang membuat kita akan selalu menjadi sepasang manusia yang hidup di dunia yang berbeda.

Entah siapa yang membangun dinding itu, aku atau kamu? Tapi sejak pertama kali kita bertemu dinding itu sudah ada disana. Bercokol dengan angkuhnya. Tebal dan kokoh, tak ada kekuatan untuk membobolnya. Tak ada pintu atau jendela yang bisa dibuka, yang mengijinkanku untuk menyeberang dan menikmati duniamu, juga sebaliknya.

Lalu, berakhirlah sudah. Dalam sepi, dalam tanya, dalam sesal yang kan selalu menggantung di dada. Perpisahan yang sesungguhnya. Menamatkan sesuatu yang memang harus tamat.

And life goes on...

1 comment:

EkoBanana said...

Anyer... sayang waktu itu gwe gak ama manusia, cuma mesin 150 cc tanpa rante...