Sunday, March 23, 2008

ALL BY MY SELF


Gue adalah tipe orang yang lebih suka melakukan sesuatu bersama sahabat atau orang-orang yang dekat, termasuk untuk travelling. Tapi, di bulan Februari kemarin gue mencoba iseng melakukan perjalanan seorang diri. Sebetulnya kalau waktu itu ada yang mau menemani, gue pasti bakal menerima dengan senang hati. Tapi kebetulan memang nggak ada, dan akhirnya terpaksa pergi sendiri. Tujuan perjalanan gue nggak jauh, dan bukan ke tempat yang asing buat gue. Gue cuma pergi ke tempat kakak di Solo.

Kalau pergi sendiri, gue merasa lebih nyaman naik kereta. Why? Karena gue merasa kalau perjalanan darat menggunakan kereta lebih nyaman daripada naik bis. Naik bis bisa membuat gue mabok, belum lagi kekhawatiran gue selama melewati jalan yang berkelok-kelok dan berpapas-papasan dengan bis-bis atau truk-truk yang menyeramkan. Perjalanan seorang diri memang akan terasa menyenangkan kalau menggunakan fasilitas yang membuat nyaman. Makanya sebetulnya gue sangat-sangat kepingin naik kereta eksekutif. Tapi sayang, karena waktu itu pas hari kejepit, bisa dikatakan long weekend, tarif tiket kereta eksekutif melonjak tinggi, bahkan bisa sampai dua kali lipat harga normal. So, terpaksa menunda keinginan naik kereta eksekutif dan memilih kelas bisnis.

Perjalanan dimulai. Bekal perjalanan gue adalah: HP yang sudah dilengkapi MP3 player jadi bisa dengar musik favorit sepanjang perjalanan, novel Ayat-ayat Cinta yang baru kali ini mulai gue baca, sebotol aqua, sekantong roti sobek, dan permen Frozz (biar nafas agak-agak segar walau nggak gosok gigi semalaman), plus uang (pastinya). Jadi begitu kereta mulai berjalan meninggalkan stasiun Jatinegara, gue langsung menjejali telinga gue dengan ear phone, sambil melihat pemandangan diluar jendela yang sebetulnya gelap karena waktu itu sudah malam.

Gue bukan tipe orang yang suka ngobrol dengan orang asing, apalagi dalam sebuah perjalanan. Itu sebabnya gue lebih suka jalan dengan orang-orang yang gue kenal baik. Alhasil, kalau melakukan perjalanan sendiri gue lebih suka membenamkan diri dengan kesibukan pribadi. Baca, dengar musik, tidur, makan cemilan, atau larut dalam pikiran-pikiran sendiri. Perjalanan jadi terasa lama, jadi gue prefer untuk lebih banyak tidur.

Tapi, betapa menyebalkannya fasilitas umum di Indonesia ya? Lagi enak-enak tidur, tiba-tiba gue mendengar teriakan-teriakan orang yang berjualan di atas kereta. Ada yang jual kopi, nasi pecel, popmie, bahkan oleh-oleh khas daerah dimana kereta sedang berhenti. Beginilah keadaan setiap kali kereta berhenti di stasiun besar seperti Cirebon atau Purwokerto. Sebetulnya, hal-hal semacam ini mengganggu kenyamanan para penumpang kereta. Tapi apa mau dikata? Ini adalah sumber penghasilan para pedagang itu, jadi mau nggak mau harus maklum. Lagipula kehadiran mereka ada manfaatnya juga, kalau lapar tinggal beli makanan yang mereka jajakan, seperti gue yang akhirnya beli popmie dari mereka, saking laparnya. Karena konon katanya, biasanya, makanan dari restorasi kereta nggak enak.

Ini adalah sebuah perjalanan yang membuat gue kepingin secepatnya sampai tujuan. Itu sebabnya, gue merasa amat sangat senang waktu kereta senja utama yang gue naiki ini, di pagi itu akhirnya memasuki stasiun solo balapan. Thank God.. Alhamdulillaah... nggak sabar mau cepat-cepat sampai di rumah kakak gue untuk tidur!

Traveling by my self... if I had a choice, prefer not!

THE SKY OF JAKARTA


Satu hal yang membuat gue senang bekerja di gedung perkantoran yang tinggi di Jakarta adalah... gue bisa memandang langit Jakarta dari jendela kantor. It's sooo... beautiful. Salah satu pemandangan Jakarta yang gue abadikan lewat kamera HP gue adalah foto ini, foto mendung menggantung di langit Jakarta.